KOTA MALANG - Pulau Bawean yang terletak di wilayah Kabupaten Gresik, Jawa Timur ternyata memiliki potensi produk kuliner. Selain menghasilkan produk olahan ikan, wilayah ini juga memiliki potensi pengolahan gula aren yang relative tinggi.
Sadar akan kedua peluang tersebut, kelompok mahasiswa Universitas Brawijaya yang berpartisipasi dalam program Kuliah Kerja Nyata Tematik merangkul tiga desa, meliputi Desa Sungai Rujing, Desa Balikterus, dan Desa Sukaoneng dalam mengembangkan UMKM. Kelompok ini fokus pada pengembangan potensi wisata dan produk khas pada masing-masing desa, selama 1 bulan sejak (4/7/2020) hingga (4/8/2022).
Pada Desa Sungai Rujing, kelompok ini menggandeng UMKM produsen kerupuk ikan, dengan berfokus pada dusun Daya Sungai. “Kegiatan di awali dengan melakukan sosialisasi penggunaan mesin penggilingan tulang ikan di Balai Desa Sungai Rujing. Sosialisasai dihadiri oleh perwakilan dari tiga dusun, antara lain Dusun Daya Sungai, Dusun Tajung, dan Dusun Polangasih”, ujar Zaki Muhammad, salah satu peserta KKN T.
Sosialisasi yang dilaksanakan, imbuh Zaki, juga memperagakan penggunaan mesin, pengolahan kerupuk ikan, teknik pengemasan yang baik, branding dan pemasaran produk, analisis masa simpan produk, pengolahan limbah produk, serta analisis SWOT.
Sementara itu, Desa Balikterus, Dusun Sungaiterus Laok memiliki potensi gula aren yang relatif tinggi, namun tidak diimbangi dengan proses produksi dan pemasaran yang memadai. “Di desa ini, kami menggandeng para petani gula aren guna meningkatkan kualitas dengan menginovasi produk gula aren. Sosialisasi ini diikuti oleh 80% petani gula aren di Dusun tersebut”, ujarnya.
Baca juga:
Tim KKN UB Berdayakan UMKM Desa Sananrejo
|
Selain dua kegiatan tersebut, kelompok ini juga memberikan pelatihan untuk peningkatan kualitas batik. Pelatihan ini diadakan di Pondok Pesantren Penaber, Bawean. “Ponpes ini dipilih karena merupakan produsen batik pertama di Pulau Bawean. Selain itu juga ada pelatihan pembuatan sabun dengan pengemasan menarik untuk meningkatkan minat wirausaha para santri”, imbuhnya.
Tim KKNT UB yang dibimbing oleh Dr. Ir. Agus Budiarto, MS. Ini juga berkolaborasi dengan beberapa kampus. Kolaborasi pertama dilakukan bersama UGM yang terfokus pada wisata pemandian air panas Kepuh Lengundi dengan tujuan mengembangkan dan memperbaiki fasilitas di wisata tersebut.
Kolaborasi kedua UB menggandeng UINSA dan STAIHA untuk meningkatkan daya tarik pengunjung dengan mengadakan beberapa inovasi baru di Wisata Bahari Selayar pada Desa Sungai Rujing berupa wahana outbond, plang penunjuk jalan di 10 titik, dan mengenalkan secara luas melalui sosial media agar wisata ini dikenal baik di Pulau Bawean sendiri bahkan di kancah internasional.
Di samping program utama, mahasiswa KKNT UB membuat 3 modul. Modul pertama berisi prosedur pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk organik dengan bantuan EM4 yang ditujukan kepada petani di dusun Sungaiterus Laok. Modul yang kedua berisi prosedur pembuatan batik guna menjadikan Pondok Penaber sebagai pencetus batik khas Bawean. Modul lainnya berisi prosedur pembuatan sabun dengan beberapa inovasi baru untuk meningkatkan pendapatan di Pondok Penaber sekaligus memberdayakan santri di pondok tersebut.
“Tidak hanya terfokus pada bidang pertanian, mahasiswa KKNT UB juga ikut andil pada bidang peternakan dan pendidikan, seperti ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan vaksinasi sapi di tengah wabah PMK serta mengajar dan memotivasi adik-adik di SDIT Al-Huda dan MINU 07 Balikterus 2. Di akhir kegiatan, kami melakukan pemetaan wisata yang ada di Pulau Bawean dalam bentuk booklet”, pungkas mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan ini. (*)